Rahasia Sehat Rasulullah SAW
Meski
berada pada kondisi jazirah arab yang keras, tandus, dan panas
Rasulullah SAW memiliki fisik sehat dan daya tahan yang sangat luar
biasa. Siapapun yang mampu bertahan dalam kondisi seekstrem itu dalam
waktu berpuluh–puluh tahun dengan puluhan kali peperangan, pastilah
memiliki daya tahan yang sungguh luar biasa.
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Rasulullah SAW jarang sakit? Jawabanya karena secara lahiriyah beliau mampu mencegah hal-hal yang berpotensi dapat menimbulkan penyakit. Jika kita telaah Al-Qur’an dan As-sunnah, maka kita akan menemukan sekian banyak petunjuk yang mengarah pada upaya pencegahan. Hal ini mengindikasikan betapa Rasulullah SAW sangat peduli terhadap kesehatan.
Ada beberapa kebiasaan positif yang membuat Rasulullah SAW selalu tampil fit dan jarang sakit, diantaranya:
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Rasulullah SAW jarang sakit? Jawabanya karena secara lahiriyah beliau mampu mencegah hal-hal yang berpotensi dapat menimbulkan penyakit. Jika kita telaah Al-Qur’an dan As-sunnah, maka kita akan menemukan sekian banyak petunjuk yang mengarah pada upaya pencegahan. Hal ini mengindikasikan betapa Rasulullah SAW sangat peduli terhadap kesehatan.
Ada beberapa kebiasaan positif yang membuat Rasulullah SAW selalu tampil fit dan jarang sakit, diantaranya:
1. Selektif Terhadap Makanan
Tidak ada makanan yang masuk kedalam mulut beliau, kecuali makanan tersebut memenuhi sayarat halal dan thayyib (baik).
Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal
cara mendapatkanya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan
dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya
makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu.
Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihkan air liur
dan pencernaan. Rasul bersabda, “Hendaknya kalian menggunakan dua macam
obat, yaitu madu dan Alqur’an” (HR Ibnu Majah dan Hakim).
2. Tidak Makan Sebelum Lapar dan Berhenti Sebelum Kenyang
Kapasitas
perut dibagi dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat
padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk
udara. Disabdakan “Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih
jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat
memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain maka, maka (ia
dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga makanan, sepertiga untuk
minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan.”(HR. Ibnu Majah dan
Ibnu Hibban).
3. Makan dengan Tenang, Tuma’ninah, Tidak Tergesa-Gesa.
Apa
hikmahnya? Cara makan seperti ini akan menghindarkan dari tersedak,
tergigit, kerja organ pencernaan pun lebih ringan. Makanan pun bias
dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan bias
berjalan sempurna. Makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan sulit
dicerna. Dalam jangka waktu lama bias menimbulkan kanker di usus besar.
4. Cepat Tidur dan Cepat Bangun
Beliau
tidur diawal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua. Biasanya,
Rasulullah SAW bangun dan bersiwak, lalu berwudhu’ dan sholat sampai
waktu yang diizinkan Allah. Beliau idak pernah tidur melebihi kebutuhan
(ex: tidur siang), namum tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar
yang dibutuhkan (ex: begadang) kecuali setelah isya’.
Ibnul
Qoyyim Al Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan
bahwa Rasul tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil
berdzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat. Terkadang beliau
memiringkan badannya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali
kesebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur yang paling efisien.
Pada saat itu makanan bias berada dalam posisi yang pas dengan lambung
sehingga dapat menegendap secara proporsional. Lalu beralih kesebelah
kiri sebentar agar proses pencernaan karena lambung mengarah ke liver,
baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar
makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Hikmah lainya, tidur dengan
miring kekanan menyebabkan beliau lebih mudah bangun untuk sholat malam.
5. Istiqomah Melakukan Puasa Sunah di luar Puasa Ramadhan
Karena
itu, kita mengenal beberapa Puasa sunah yang beliau anjurkan, seperti
senin kamis, Puasa Dawud, Puasa 6 hari di bulan Syawwal, dan sebagainya.
Puasa adalah perisai terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun
ruhani. Pengaruhnya dalam menjaga kesehatan, melebur berbagai macam
ampas makanan, menahan diri dari makanan berbahaya sangat luar biasa.
Puasa menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga
energinya tetap terjaga. Puasa sangat ampuh utnuk detoksifikasi
(pembersihan) yang sifatnya total dan meyeluruh.
Selain
lima cara hidup sehat ini, masih banyak kebiasaan Rasulullah yang layak
kita teladani. Kesehatan Rasulullah SAW, sebagian besar bersifat
pencegahan. Diantaranya, cara bersuci, cara ‘memanjakkan’ mata,
keutamaan berkhitan, keutamaan senyum, dsb.
Yang
tak kalah penting lagi, Rasulullah sangat mantap dalam ibadah ritualnya
khususnya dalam sholat. Beliau pun memiliki keterampilan dalam
mengelola emosi, pikiran dan hati. Penelitian terkini dalam bidang
kesehatan membuktikan bahwa kemampuan dalam memanejemen hati pikiran dan
perasaan, serta ketersambungan yang intens dengan Tuhan akan menentukan
kesehatan seseorang, jasamani maupun rohani.
http://matematika-sedekah.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment