-

Font Size :

Language

Monday, January 5, 2009

basa basi busuk tentang cinta

Informasi Halaman :
Author : Yurika Febri Perdana ~ admin ebiSHARE_Blog's
Judul Artikel : basa basi busuk tentang cinta
URL : http://ebishare.blogspot.com/2009/01/basa-basi-busuk-tentang-cinta.html
Bila berniat mencopy-paste artikel ini, mohon sertakan link sumbernya. ...Selamat membaca.!



Tiba-tiba saja dia berucap, ” Aku mencintaimu.” Aku terpaku.

“Ra, are you hear me???” tanyanya lagi. Aku mengangkat alis, menyedot kembali minuman yang ada di hadapanku. Masih terdiam. Apa yang dia tunggu?

”Jawab dong Ra???”

”Kamu tadi bertanya emangnya??? Itu kan pernyataan yah,” balasku tak acuh. Dia menyandarkan tubuhnya.

”Hmm.. yah pernyataan.. trus kamu gimana???”

”Gimana apanya???” Aku melihatnya menggaruk kepalanya.

”Yah perasaan kamu gimana???” Dia mulai menuntut. Baru mengeluarkan pernyataan tentang cinta dia sudah merasa berhak menuntutku. Aku terus mendiamkannya. Mungkin dia sudah geram melihatku

”Ra?? Ok deh aku gak mau maksa.”

”Kenapa??? Kenapa kau mencintaiku?” Pertanyaanku seolah menyentakkannya. Dia kembali menegakkan tubuhnya.

”Apa perlu alasan???” Aku mengangguk. Bukannya tiap tindakan butuh alasan?

”Karena aku selalu merasaa nyaman denganmu.” Hohoho, ini dia orang aneh, dia merasa nyaman denganku??? Aku bahkan tidak pernah merasa nyaman dengan diriku sendiri.

”Nyaman???” Aku melemparkan kembali pernyataannya.

”Yah. Aku cuma merasa aku bisa jadi diri sendiri di dekat kamu.” Hah, aku saja sampai detik ini belum menjadi diriku sendiri. Nyatanya aku bisa membuat orang lain jadi dirinya sendiri.

”Menurutmu cinta itu apa???” tanyaku. Mungkin dia mulai kesal. Aku tahu yang dia inginkan hanya jawaban tentang rasaku. Tapi sungguh aku tidak punya jawaban apa-apa untuknya. Jangankan menjawabnya, mengerti pertanyaannya saja aku tidak.

“Kenapa kau tanyakan itu???” Dia malah membalasku dengan tanya.

”Yah gimana kamu bisa bilang mencintaiku kalau kau sendiri tak mengerti kata itu.”

”Susah didefinisikannya Ra, karena itu abstrak. Cuma dirasakan, gak dipikirkan.” Kalau begitu kau salah orang, karena aku sudah mati rasa, jeritku dalam hati. Aku tersenyum sinis.

”Kau kenapa sih. Apa cinta begitu menakutkan buatmu??? Ataukah aku bukan cinta yang kau cari???”

Cinta, berhenti membuatku tertawa dengan kata itu. Aku tak pernah mengerti tentangnya. Sesuatu yang tak pernah kumengerti tapi telah membuat hatiku mati rasa.

”Cinta tidak menakutkan buatku. Orang-orang yang bilang cintalah yang membuatku takut….”

Ingin kukatakan itu padanya, tapi entah mengapa tertahan di bibirku. Dia menungguku bersuara. Gimana gak menakutkan, aku baru mengenalnya kurang dari setahun, hanya bertemu beberapa kali, menelpon beberapa kali, tapi dia bisa bilang cinta. Aku bahkan sudah bersama diriku seumur hidup tapi belum bisa bilang cinta pada diriku sendiri… kenapa dia bisa??? Itu yang membuatku takut.

”Sudahlah, lupakan saja apa yang kukatakan tadi. Sepertinya kau tidak nyaman dengan pernyataanku,” katanya lembut. Hebat betul manusia ini, seketika bilang cinta untuk kemudian menarik kata-katanya kembali.

”Maksudku, kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Aku juga siap menerima apapun keputusan kamu.”

”Hmmm…. haruskah cinta yang membuat dua orang hidup bersama???” tanyaku padanya.

”Bukankah cinta itu penting, Ra???” Dia mulai mengernyitkan dahinya kembali.

”Seberapa penting??? Toh buktinya banyak orang yang menikah katanya karena cinta, tapi liat akhirnya,” aku menggelengkan kepala, ”cerai juga kan???”

”Aku cuma bilang cinta, bukan ngajak kamu kawin.” Dia mengembangkan senyumnya. Grrr… rasanya wajahku bersemu merah.

”Menikahlah denganku, dan kita bersama belajar apa itu cinta.”

GUBRAK!!!! Hohohohohohoh, pernyataan apa lagi ini.

”Belajar???”

”Tentu saja, kita harus sama-sama belajar untuk saling mencintai. Aku bahkan belajar untuk mencintai diriku sendiri.”

”Sudahlah, jangan bercanda lagi,” tepisku akhirnya. Aku mulai jengah dengan pernyataan-pernyataanya. Mungkin dia benar. Cinta, cinta menuntut kita untuk mempelajarinya. Aku bahkan tak pernah tahu seperti apa rupa cinta. Aku mencarinya tanpa arah. Terhempas, terluka, hingga akhirnya berhenti percaya kalau cinta itu ada. Tiba-tiba saja muncul kata itu dari bibirnya, kata yang sudah nyaris aku lupakan.

I’m not kidding!!! Kita coba aja.”

”Coba apa?? Nikah??? Kau pikir pernikahan seperti halnya percobaan???” Suaraku naik satu oktaf.

”Kenapa kau begitu pesimis dengan cinta.”

”Jangan penyudutkanku, terserah padaku. Rasanya kau sudah tahu jawabanku. Bagaimana aku bisa menerima cinta yang aku sendiri tak mengerti apa itu cinta.”

”Bukankah cinta yang menghadirkanmu ke dunia Ra??? Cinta kedua orang tuamu.”

”Cinta juga yang membuat ibuku jadi orang paling bodoh di depan ayahku, cinta yang membuatnya rela di tinggal pergi demi wanita lain??” Kurasa air mata mulai menggenang di kelopak mataku.

”Apa karena itu kau takut dengan cinta?”

”Aku hanya tidak mengerti seperti apa yang mereka sebut dengan cinta. Karena bagiku yang telihat hanya kepedihan. Dan aku benci itu,” akuku.

”Apa cinta begitu membuatmu terluka???”

”Terima kasih untuk cintamu, aku hanya tidak ingin mendengar kata itu lagi. Maaf.”

Aku bangkit dari dudukku. Meninggalkan dia yang setengah terpaku. Aku hanya tak ingin ada cinta di hidupku.

”Ra, tunggu!” Dia mencegatku. Mungkin sudah cair kebekuannya tadi.

”OK, tak perlu ada kata cinta. Bagaimana kalau rasa nyaman, nyaman untuk saling berbagi.” Dia berusaha tersenyum di hadapanku. ”Ra…”

”Nanti aku pikirkan lagi.”

”Jangan dipikirkan Ra, tapi dirasakan, pake hati.”

”Hah, sori Ka. Aku dah ngak punya hati, sudah habis dimakan cinta,” sinisku.

Aku kembali berjalan meninggalkannya sendirian.





Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di www.roomantik.com

Random

Powered by: Blogger

Internet

Form
buat Anda yang ingin memasang iklan disini. FREE... !!
(for you who want to advertise here. FREE ... !!)
  • Image Verification
    captcha
    Please enter the text from the image:
    [Refresh Image] [What's This?]

Powered byEMF Online Form
Report Abuse