-

Font Size :

Language

Monday, January 5, 2009

noa

Informasi Halaman :
Author : Yurika Febri Perdana ~ admin ebiSHARE_Blog's
Judul Artikel : noa
URL : http://ebishare.blogspot.com/2009/01/noa.html
Bila berniat mencopy-paste artikel ini, mohon sertakan link sumbernya. ...Selamat membaca.!



Aku cuma membiarkan diriku dibodohi iblis kembali. Setelah kemarin membiarkan kau mencintaiku sedang aku jatuh ke ruangan yang tak berlantai. Dan sekarang aku diapit dinding-dinding batu yang sempit dan dingin. Aku telah terbiasa hidup di penjara gelas-gelas kaca. Penjara yang kau ciptakan di hatimu untukku. Tapi ini penjara batu! Aku benci hawa dingin. Aku benci kecoa-kecoa dan tikus-tikus, dan coretan-coretan tentang hari pembebasan. Aku benar-benar cuma membiarkan diriku terus hanyut, dan lagi-lagi dibohongi dan lagi-lagi oleh iblis kembali. Kau mencintaiku? Lantas kenapa meminta aku menggantikanmu? Sebagai pembunuh?! Itu tak pernah ada dalam daftar mimpiku, di mimpiku yang terburuk sekalipun.

Aku rasa ini terakhir kalinya aku mencintai seseorang. Karena esok, lusa, atau kapanpun yang ada cuma dinding-dinding yang sempit dan dingin. Aku rasa aku harus mulai belajar mencintai tempat ini. Tempat orang-orang terhukum mati.

Aku bisa mengingat kau kehilangan dirimu di depan mataku.

“Bunuhlah seseorang, menggantikan aku di sini…”

Dan setelah itu aku tak ingin mengingat apa-apa lagi. Aku ingin ini benar-benar yang terakhir kalinya aku jatuh cinta pada seseorang.

* * *

Hukuman mati!!

Begitu yang kudengar dari hantaman palu sang hakim. Sayang bukan penjara seumur hidup. Setidaknya aku ingin bisa mencintai Tuhan kembali. Di ruangan sidang aku tak melihatmu. Kau sedang apa, Noa? Di depan cermin? Mematut dirimu dengan gaun berpunggung terbuka lebar.

“Pesta manapun tak akan menyala tanpa aku…”

Begitu kau biasa memuji dirimu. Sedang aku cuma ingin menyetubuhi dirimu kembali meski tadi sudah beberapa kali. Atau kau sedang di atas tubuh laki-laki yang lain? Mengatakan yang sama seperti saat kau di atas tubuhku,

“Aku iblis yang cantik, bukan?”

Dan kau menyeringai sedang aku dibutakan. Ini bukan tentang penyesalan, Noa. Ini tentang pengkhianatan dan atau semacamnya. Aku bukan cuma membunuh seseorang, tapi belasan orang! Cuma karena mereka tak membayarmu seperti biasanya. Iya kan, Noa?

“Aku diperkosa! Diperlakukan seperti binatang. Binatang murahan! Bunuhlah seseorang, Gry. Kau tentu tak ingin aku yang melakukannya…”

Kau benar-benar binatang murahan, Noa. Entah setan bodoh mana yang membuat aku berpikir bahwa kau benar-benar mencintai aku. Sebenarnya aku tak pernah ingin jatuh cinta kepadamu. Aku cuma membiarkan diriku terus hanyut dan lagi-lagi dibohongi kembali. Sipir penjara membanting pintu selku dengan keras.

“Persiapkan permintaan terakhirmu. Pikirkanlah tanpa ada campur tangan iblis sedikit pun.”

Dan dia pun berlalu…

* * *

Beberapa hari lagi, mungkin telah dipersiapkan siapa-siapa saja yang akan menodongkan senapan dan menembak jantungku. Seperti apakah rasanya dibunuh? Apakah sama seperti membunuh? Berarti aku akan merasakan seperti apa yang dirasakan orang-orang yang telah kubunuh. Cuma sedikit berbeda. Mereka tak tahu kalau akan kubunuh sedang aku tahu persis kapan aku dibunuh dan sekaligus caranya. Ya, ditembak mati! Sayang bukan penjara seumur hidup. Padahal aku benar-benar ingin mencintai Tuhan kembali. Seperti aku bisa merasakan bahwa tiap-tiap manusia di negeri ini cuma ingin menjadi Tuhan, setidaknya di pikirannya sendiri, untuk dirinya sendiri.

Sesaat setelah Noa mengaku diperkosa, saat itu juga aku mendatangi kumpulan sampah masyarakat itu. Apalagi yang bisa mereka lakukan selain menenggak alkohol dan berjudi. Atau mengalirkan sperma mereka ke rahim perempuan-perempuan malang di negeri ini. Aku cuma pura-pura meminjam korek api untuk menyalakan rokok. Dan ketika mereka lengah aku tinggal mencabut golok yang terselip di pinggangku dan mengayunkannya kesana kemari. Entah berapa leher yang menganga. Entah berapa kepala yang menggelinding atau tangannya putus dan perutnya robek. Beberapa di antara mereka mengayunkan kayu ke kepalaku dan tubuhku tapi aku tak perduli. Sampai belasan tubuh tersungkur di sekelilingku. Bukan seseorang, tapi belasan orang. Dan aku cuma merasa dibodoh-bodohi oleh seekor iblis.

Di saat aku sedang menunggu detik-detik kematianku, kau sedang apa, Noa? Ya, kau sedang duduk tepat di depanku dan menangis. Air matamu yang dulu selalu kujaga agar tak pernah menetes sekarang tumpah di sini. Di ruang besuk yang diawasi seorang sipir penjara yang tak kuasa menahan matanya untuk tidak melahap tubuh sintalmu.

“Kau kan bisa mengatakan bahwa semua ini adalah rencanaku, Gry.”

“Kenapa bukan kau saja yang mengatakannya?”

“Karena aku masih bermimpi untuk bisa menjadi pengantinmu.”

“Kau pelacur, Noa. Pengantin banyak lelaki.”

“Aku memang pelacur, tapi aku mencintaimu.”

“Kenapa kau meminta aku menggantikan tempatmu di sini?”

“Karena aku pikir semuanya akan baik-baik saja. Satu nyawa hilang di negeri ini bukanlah masalah, Gry.”

“Tapi ini bukan seseorang, Noa. Ini belasan nyawa!”

“Gry, aku mencintaimu melebihi apa yang kau kira. Jika tak bisa menjadi pengantinmu di dunia yang ini, aku ingin bisa menjadi pengantinmu di dunia yang lain. Aku memang hantu, tapi aku pengantinmu.”

“Berhentilah membohongiku, Noa.”

“Sesaat setelah kau menjadi mayat di saat itu pula aku akan menjadi hantu. Kita akan menjadi pengantin hantu, Gry. Kau bisa percaya aku.”

“Aku bilang, berhentilah membohongiku, Bangsat!” Suaraku kutekan sedemikian rupa, tak ingin sipir penjara sialan itu mendengarnya.

“Kau bisa percaya aku, Gry. Kau bisa percaya aku.”

Hening.

Aku diam. Meresapi kata-kata Noa.

Hantu dengan gaun pengantin? Aku kira itu tidak terlalu buruk. Dan mungkin akan menyenangkan. Menari tanpa lantai. Bersanggama di alam maya.

“Sebentar lagi, kau akan bisa menjadi hantu pengantinku, Noa.”

Mungkin aku dilahirkan cuma untuk dibodoh-bodohi oleh iblis. Lagi-lagi aku membiarkan Noa mencintaiku dan aku tak kuasa untuk tidak mencintainya. Aku cuma membiarkan diriku terus hanyut. Jika kau tahu itu, Noa.

* * *

Dan aku pun telah siap dengan baju pengantinku.

“Permintaan terakhir yang mengherankan.”

Begitu orang-orang berujar. Juga sang sipir penjara,

“Permintaan terakhirmu tanpa campur tangan iblis sedikit pun, bukan?”

Heh, aku cuma tersenyum kecut. Aku sudah tak perduli lagi dengan semua yang terjadi di sekelilingku. Toh dengan mata yang ditutup aku tak bisa melihat apa-apa. Aku cuma membiarkan diriku dituntun untuk terus berjalan ke arah titik yang telah ditentukan, tepat dihadapan para regu tembak. Aku lebih senang membayangkan pengantinku. Noa pasti sedang mematut diri di depan cermin sekarang. Dengan gaun pengantin yang menganggunkannya, menjadikannya perempuan terindah yang pernah dimiliki dunia. Dan sebentar lagi dia akan menjadi bidadari di dunia para arwah gentayangan. Oh, aku sudah tak sabar lagi bersanggama denganmu di alam maya, Noa. Menari tanpa lantai dan yang seperti itulah. Hari pembebasan yang sebenarnya akan tiba.

Dengan tubuh terikat dan mata tertutup aku sama sekali tak merasa gelap, galau, ataupun takut. Mungkin karena bayangan indah tentang Noa telah membiusku, menyeret aku pada titik tertinggi. Entah dengan apa Noa akan menghabisi dirinya sendiri. Mungkin dengan silet, atau dengan cairan dan mungkin juga dengan suntikan. Tapi yang jelas aku tahu pasti satu hal, Noa tak akan mau mati dalam keadaan yang tidak cantik. Noa adalah pemuja keindahan, pengagum kecantikan dan segala sesuatu yang serupa itu. Noa pasti menemukan sesuatu cara untuk menghabisi dirinya sendiri namun tetap cantik dan indah. Seperti purnama, Noa selalu menganggap dirinya bagai purnama sedang aku melihatnya bagai gerhana. Ya, Noa pasti tahu bagaimana bunuh diri dalam keadaan tetap cantik dan mempesona. Kesempurnaan! Noa menyukai kata-kata ini.

Aku sedang hanyut dengan bayangan-bayangan indahku tentang Noa ketika aku merasa ada sesuatu yang menerobos jantungku. Panas dan tajam. Ya, itu suara peluru dimuntahkan. Entah peluru dari senapan yang mana. Aku benar-benar sudah tak perduli apa-apa lagi. Aku cuma ingin bertemu dan bercinta dengan Noa-ku. Berdansa gegap gempita di ruangan yang tak berlantai, dan aku tak menemukannya. Noa, kau di mana? Kau tak ada di antara hantu-hantu gentayangan ini. Tak ada hantu pengantin wanita di sini. Cuma aku, aku hantu pengantin prianya dan aku kebingungan. Gelap sekali di sini, tanpa apa dan siapa dan aku kembali takut dengan hawa dingin dan kegelapan. Aku dijepit dinding-dinding tanah dan sampai kapanpun aku tak pernah melihatmu. Tak akan pernah menemukanmu. Ternyata aku cuma membiarkan diriku terus hanyut dan lagi-lagi dibohongi, dan lagi-lagi oleh iblis kembali. Mungkin aku dilahirkan, memang cuma untuk dibodoh-bodohi oleh sang iblis. Meskipun terasa sia-sia aku tak ingin menyesalinya. Setidaknya perasaan itu pernah kubiarkan mengistana. Meski terguling, setidaknya cinta itu pernah meraja dan mengapi di antara bangkai kita. Sampai kapanpun aku tak pernah melihat dan menemukan Noa. Cuma aku pernah dengar, Noa telah menjadi pelacur kelas tinggi di negeri ini.

* * *

“Kenapa kau selalu berziarah ke kuburan ini, Noa?” tanya seorang pria. Dari caranya berpakaian, mungkin dia adalah salah seorang pejabat tinggi pemerintahan di negeri ini.

“Kau tak perlu tahu!”

“Aku hanya bertanya, Noa. Kenapa?!” paksa laki-laki itu.

“Karena ini kuburan seorang lelaki yang begitu mencintaiku. Karena di sinilah terbaring untuk selama-lamanya seorang laki-laki yang begitu memujaku, bahkan dengan darah dan nyawanya,” jawab si perempuan, sendu.

“Tapi, apa harus setiap hari?!” Suara laki-laki itu terdengar gusar.

“Kau boleh meninggalkanku, dan aku tak perlu lagi menjadi pelacurmu!”





Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di www.roomantik.com

Random

Powered by: Blogger

Internet

Form
buat Anda yang ingin memasang iklan disini. FREE... !!
(for you who want to advertise here. FREE ... !!)
  • Image Verification
    captcha
    Please enter the text from the image:
    [Refresh Image] [What's This?]

Powered byEMF Online Form
Report Abuse