-

Font Size :

Language

Monday, January 5, 2009

yasmine

Informasi Halaman :
Author : Yurika Febri Perdana ~ admin ebiSHARE_Blog's
Judul Artikel : yasmine
URL : http://ebishare.blogspot.com/2009/01/yasmine.html
Bila berniat mencopy-paste artikel ini, mohon sertakan link sumbernya. ...Selamat membaca.!

Hari cukup cerah dengan berselimut awan hitam. Matanya kelihatan begitu suram setelah lelah seharian menangis. Walau demikian toh ia masih sanggup pancarkan senyum simpul untukku. Ia tak peduli sang surya kini tak ada di sisinya ‘tuk bersama-sama sinari dunia yang semakin gelap gulita.

Kuhampiri permata kecilku yang t’lah asyik mengoceh tanpa sebab dalam pelukan sang pagi.

“Yasmine.”

Kusapa ia dengan secarik senyum kebahagiaan, namun apa yang terjadi, ia hanya membalas dengan ocehan yang tak jelas arah melintangnya. Gemas!!! Itulah hal yang sekarang bergejolak dalam jiwaku. Tak henti-hentinya kuberikan kecupan sayang untuknya. Rasanya jiwa ini enggan ‘tuk hilang dari sisinya walau hanya sekejap jua.

Ocehan dan tawanya dapat ubah dunia yang dulunya suram jadi kebahagiaan yang abadi. Ia goreskan pula warna-warna indah yang kan berikan warna tersendiri tuk dunia. Inilah anugerah yang t’lah Ia curahkan teruntuk keluargaku. Thank’s…

***

Huh, tak terbayang dalam benakku, masa yang kukira begitu ceria ‘kan menjelma jadi masa yang suram. Sedih…

“Hoy!!!” teriak seseorang dari arah belakang. Dialah Suci teman seperjuanganku.

“Huh…!!!” eluhku singkat.

“Kenapa?” ucapnya penuh tanda tanya besar.

“Nilai math-ku down,” jawabku pasrah.

“Sudahlah, tak usah kau pikirkan masalah itu. Masih ada waktu di mana kau dapat perbaiki kesalahan-kesalahanmu itu. Semua ada hikmahnya, takkan pernah ada jiwa yang sempurna di dunia ini. Percayalah pada jiwamu,” ucapnya menenangkan jiwaku yang t’lah roboh dimakan angka-angka palsu.

Kuhela nafas panjang. Kupaksa jiwa yang t’lah roboh ‘tuk terima semua kenyataan dengan keikhlasan hati. Inilah realita kehidupan yang musti kujalani. Kadang kita berada di atas, kadang pula kita kan berada di bawah. Hidup ini diibaratkan roda yang berputar. Inilah skenario yang t’lah dicipta-Nya ‘tuk kita. Tak mungkin kan, kita selalu berada di atas? Kita juga harus berbagi dengan orang-orang yang ada di sekeliling kita.

Kucoba ‘tuk buang jauh-jauh rasa pesimisku. Aku tak ingin berlama-lama bersamanya. Cukuplah ia jadi teman sekejapku saja, setelah itu biarkan optimis yang menemani hari-hariku yang baru.

***

Ia kembali menangis, kali ini tangis itu amatlah dahsyat, sampai-sampai jiwa kecilku tak mampu ‘tuk hentikan semuanya. Aku lelah, aku pasrah menerima cucuran air matanya dengan senyum ketulusan. Karena tanpa tangisnya, mungkin aku kan mati dalam kehausan yang amat sangat. Tangisnya berikan anugerah yang bermanfaat bagi kelangsungan nafas dunia.

Kulangkahkan kakiku yang mulai kaku. Kucoba hindari luapan tangisannya, karena aku tak ingin tangisannya membasahi kain putihku yang kering. Namun, harapan itu sirna jua. Tanpa kusadari, tangisannya t’lah basahi kain putihku yang dulunya kering hingga menembus ke dalam jiwa tanpa alasan yang pasti. Jelas saja aku kedinginan dalam peluk tangisannya. Namun kucoba hangatkan jiwa yang dingin ini dengan puing-puing kepercayaan yang masih kumiliki.

Akhirnya, jiwa ini sampai jua di istana mungil, tempat di mana selama ini aku bersemayam. Istana mungil yang berhiaskan hijaunya daun-daun penyejuk hati. Damai. Tentram. Seketika jiwa yang dulunya kedinginan menjelma jadi kehangatan yang abadi. Aku damai dalam dekapan istana mungil itu, walau jiwa ini t’lah basah kuyup oleh tangisan sang awan.

Buru-buru kuganti kain putih yang t’lah basah dengan kain kering yang lebih layak kupakai. Aku tak ingin sang virus-virus penyakit jatuh cinta kepadaku. Rasanya begitu menderita bila ia benar-benar datang menghampiri kesendirian ini. Aku tak inginkan semua itu terjadi.

***

Setelah semua ritual terselesaikan, aku kembali menghampiri permata kecilku. Ia selalu berikan kebahagiaan tersendiri dalam jiwaku. Lihat, ia kembali mengoceh tanpa sebab. Kujawab ocehannya dengan senandung penghibur hati, penyejuk jiwa. Mulut kecilnya senantiasa bergerak ‘tuk ikuti alunan senandung yang tengah kudendangkan. Tapi, tetap saja ocehannya hanya sekedar ocehan burung semata, hehe..

Yamine, begitu istimewa dalam hidupku. Ia goreskan warna-warna tersendiri dalam hari-hariku. Hari-hariku yang dulunya suram menjelma jadi keceriaan yang abadi. Yasmine, engkaulah yang ubah semua itu.

Sang waktu mulai merangkak menggapai sang senja. Ia mulai tertidur lelap dalam pelukkan kehangatan senja. Dalam pelukan senja, ia masih sanggup persembahkan secarik kebahagiaan untukku. Tuhan, terima kasih atas anugerah ini. Moga daku dapat menjaga anugerah yang Kau berikan ini dengan baik. Amin.

for my soulmate ‘Yasmine’







Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di www.roomantik.com

Random

Powered by: Blogger

Internet

Form
buat Anda yang ingin memasang iklan disini. FREE... !!
(for you who want to advertise here. FREE ... !!)
  • Image Verification
    captcha
    Please enter the text from the image:
    [Refresh Image] [What's This?]

Powered byEMF Online Form
Report Abuse